Mana yang Hemat Listrik, AC Inverter Atau Non Inverter?

Review Andhika Arthawijaya
Senin, 17 Februari 2025 19:29:50
Andhika A

(Ilustrasi) AC untuk pendingin ruangan

Homtronik.com - Air Conditioner atau AC belakangan ini jadi barang elektronik yang cukup banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Terutama ketika masuk musim kemarau, di mana biasanya suhu ruangan di dalam rumah terasa panas dan bikin gerah penghuninya.  

Maklum, di negara tropis seperti Indonesia saat musim kemarau suhu udaranya akhir-akhir ini cukup tinggi.

Jadi, tak heran bila AC kemudian dianggap jadi solusi untuk membuat ruangan di rumah jadi adem, sehingga tidur bisa nyenyak, baik di waktu siang maupun malam.

Nah, untuk Anda yang berniat memasang AC di rumah, saat ini terdapat dua pilihan yang bisa Anda pertimbangkan, yaitu AC konvensional dan AC inverter. 

Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

"Kalau AC konvensional atau non-inverter, konsumsi listriknya lebih besar, sehingga terkadang bikin tagihan listrik membengkak," bilang Ansar, punggawa Ansar Teknik di Depok, Jawa Barat.

Andhika A


(Ilustrasi) AC non inverter 1/2 PK

Namun AC non-inverter ini kata Ansar cenderung bikin ruangan lebih cepat dingin.

Umumnya AC non-inverter menggunakan kompresor berkecepatan tinggi.

Sebaliknya AC inverter mengusung kompresor dengan kecepatan variable. 

Jadi ketika baru dinyalakan, teknologi inverter pada AC jenis ini akan mengontrol kecepatan motor kompresor supaya daya listrik yang digunakan tidak terlalu besar.

"Tapi hal ini berdampak suhu ruangan jadi lebih lama ademnya, namun untuk pemakaian listriknya lebih kecil dibanding yang non-inverter," jelas Ansar.

Kalau di AC non-inverter lantaran sistem saklarnya masih menggunakan metode on/off, maka kompresor akan nyala-mati secara berkala guna menjaga suhu sesuai yang kita setel.

"Ini yang bikin penggunaan listrik jadi besar, serta bikin sistem cut off-nya lebih cepat rusak," ujarnya lagi. 

Berbeda dengan AC inverter yang lebih hemat dalam pemakaian daya listrik.

Sistem inverter dapat mengatur konsumsi daya ke kompresor. 

Kemudian perbedaan lain antara AC non-inverter dengan yang inverter adalah jenis freon atau istilah teknisnya refrigerant yang digunakan.

Umumnya pada AC non-inverter mengunakan freon tipe R22.

Freon R22 menghasilkan emisi berbahaya yang berdampak buruk bagi lingkungan.

aquaelektronik.com


(Ilustrasi) AC inverter

Freon R22 mulai dilarang penggunaannya di Indonesia sejak 2015 silam, baik untuk AC yang diproduksi lokal maupun impor.

Namun saat ini freon R22 masih boleh digunakan sampai 2030 mendatang untuk AC produksi lama yang saat ini masih digunakan.

Setelah itu tak boleh lagi diperjual belikan.

Sebagai penggantinya saat ini digunakan freon tipe R32 yang lebih ramah lingkungan, yang juga digunakan pada AC inverter selain tipe R410A.  

Perbedaan berikutnya adalah dari segi harga. Biasanya AC inverter dilabel lebih mahal dari AC non-inverter. 

Namun saat ini selisih harganya tidak terpaut terlalu jauh dari AC konvensional, dibanding saat awal-awal teknologi inverter pada AC baru diperkenalkan. 

Tapi meski sedikit lebih mahal, AC Inverter jauh lebih hemat penggunaan listrik dibandingkan AC non-inverter, yaitu bisa mencapai 30 persen lebih hemat.

Jadi istilahnya hanya lebih mahal di awal pembelian, namun setelahnya akan lebih hemat dari segi pengeluaran untuk tagihan listriknya. 

Ansar Teknik : (021) 0852-1586-9148

Bagikan

Baca Artikel Asli